Industri Hiburan Tanah Air Lumpuh Digebuk Pandemi COVID-19 Corona
Pada 11 Maret 2020, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus formal menginformasikan Covid-19 sebagai pandemi. Indonesia lantas menentukan status darurat Corona hingga 29 Mei 2020, setelah masalah demi masalah positif Corona jadi meluas.
Pemerintah Indonesia sebenarnya tidak secara tegas menerapkan lockdown, sebagaimana diterapkan sejumlah negara. Pemerintah Indonesia cuma mengeluarkan imbauan untuk memelihara jarak atau social distancing fungsi meredam penyebaran Covid-19. Masyarakat diminta kurangi kegiatannya di luar, dan menerapkan "work from home". Sementara untuk kegiatan-kegiatan yang sifatnya mengumpulkan massa dilarang. http://68.183.232.134
Kebijakan selanjutnya memukul berbagai sektor perekonomian Indonesia, tak jikalau industri hiburan. Sejumlah konser, peluncuran film, pertunjukan terpaksa ditunda untuk kurangi pengumpulan massa yang mampu berdampak pada perluasan virus Covid-19.
"Saat ini semua jadwal kesibukan di bulan Maret dan April nyaris semua dijadwalkan ulang," kata Manajer The Adams, Awaludin Syafri, dikala dihubungi Tirto, Minggu (22/3/2020).
Band itu berencana tampil di dalam Tur Agterplaas di enam wilayah, dua festival di Jakarta dan sebagian acara berasal dari merk di Jabodetabek. Namun, semua acara itu wajib ditunda lantaran pandemi COVID-19 dan disusul dengan imbauan Presiden Joko Widodo ihwal 'kerja berasal dari rumah'.
Beberapa acara mereka dijadwalkan kembali ke Juni dan Juli, hal ini tak terlepas berasal dari pihak penyelenggara yang memutuskan pergantian tanggal. Tak cuma itu, mengakali imbauan pemerintah dan demi keamanan semua personel band, The Adams melakukan meeting lewat sambungan video meski di awalnya sempat sekali bertatap wajah fungsi pembahasan rencana.
Dindin, panggilan Awaludin, mengatakan jikalau The Adams berkegiatan secara daring perumpamaan konser streaming, bukan artinya tanpa risiko. Ada standar operasional prosedur yang wajib dijalankan.
"Karena bakal kontak langsung dengan pihak ketiga. Siapa mereka? Kami tidak kenal juga. Kalau pun berkenan live streaming, lebih aman jikalau semua dijalankan sendiri, kita tengah mengarah ke sana," mengetahui dia.
Pihaknya menunggu keadaan pandemi mereda, bagi band yang baru merilis album di Maret 2019 ini, penundaan kesibukan menghalangi tampilan mereka. "Kami lebih menentukan menekankan segi empati atas keadaan ini, saling dukung di lingkungan keluarga Adams, itu yang kita melakukan kini," ucap Dindin.
Ige, keliru satu anggota manajemen Didi Kempot, mengaku masih mampu syuting video klip maupun rekaman di studio. "Tapi semua dijalankan berjarak, Mas Didi senantiasa bawa hand sanitizer,"
Namun, mereka juga membatalkan tampilan 'Father of Broken Heart' tersebut. Semua acara yang melibatkan pengumpulan massa ditunda hingga waktu yang belum ditentukan.
Ige mengaku penyanyi asal Surakarta mendapatkan tawaran manggung nyaris setiap hari, apalagi agendanya penuh hingga akhir April nanti, tapi urung. Semestinya Didi Kempot berkeliling Pulau Jawa untuk menghibur 'Sobat Ambyar' di Jakarta, Semarang, Surabaya, Solo dan Malang.
Pandemi Corona Lumpuhkan Panggung Hiburan
Pemerintah Malaysia menentukan lockdown selama dua pekan untuk memperlambat penyebaran Covid-19 di sana, Senin (16/3), menyusul lonjakan tajam masalah penyebaran virus itu. Sementara, sembilan hari sebelumnya, band metal Seringai harusnya tampil di dalam Nusa Fest 2020 di Kuala Lumpur.
"Karena ada pandemik Covid-19, rencananya diundur pada Agustus nanti. Tapi belum mengetahui kepastiannya," ucap Wendi Putranto, Manajer Seringai.
Pelantun 'Adrenaline Merusuh' ini juga senantiasa berkomunikasi dengan pihak promotor, Shiraz Projects, percaya festival musik itu mampu digelar pada 22 atau 23 Agustus. Bila ancaman virus itu belum hilang, maka mampu menjadi acara dua hari itu bakal diundur lagi.
Akun Instagram @nusafest.my pun mengonfirmasi penundaan acara dan bakal diberitakan kembali pelaksanaan berikutnya.
Seringai juga wajib membatalkan tur dengan The Sigit dan Kelompok Penerbang Roket yang dimulai pada 27 Maret di lima titik. Menurut penghitungan Wendi, sejak akhir Februari hingga akhir April, ada 9-10 acara yang dibatalkan karena Covid-19 mencuat.
Anggota band Seringai pun senantiasa aktif meski imbauan pembatasan sosial (social distancing) digaungkan pemerintah. Mereka menyusun podcast dan menyiapkan workshop single baru di dalam keadaan 'stay at home'.
Selain itu, CEO Rajawali Indonesia Communication Anas Syahrul Alimi berpendapat bisnis event organizer lumpuh karena pandemi Covid-19.
"Ada satu konser dunia, Dream Theater, pada 16 April ditunda," kata dia dikala dihubungi Tirto, Minggu (22/3/2020). Meski dijadwalkan kembali pada November mendatang, kira-kira enam ribuan calon pemirsa yang mempunyai tiket tak melakukan pengembalian dana, kesimpulan Anas karena mereka memaklumi keadaan pandemi.
Ia mengeluhkan 15 acara turut dibatalkan oleh kliennya, juga Prambanan Jazz Festival pada 3-5 Juli yang kemungkinan dijadwalkan ulang. "Kondisi ini secara bisnis, sebenarnya [membuat] lumpuh. Kami berharap ada stimulus berasal dari pemerintah tentang dengan bisnis ini," sambung Anas.
Selama tiga bulan Covid-19 merebak, Rajawali merugi lebih berasal dari Rp10 miliar, padahal cost operasional perusahaan tetap bergulir. Menghadapi keadaan yang tidak menentu ini, Anas mengaku telah mengamankan cost keperluan perusahaan.