LUDOQQ BandarQ | Agen BandarQ | BandarQQ | Domino 99 | DominoQQ

Situs Bandar Judi BandarQ dan Domino99 Online

LudoQQ

Saturday, December 28, 2019

Kisah CEO yang Tak Pernah Terima Gaji Selama 9 Tahun

Kisah CEO yang Tak Pernah Terima Gaji Selama 9 Tahun

Kisah CEO yang Tak Pernah Terima Gaji Selama 9 Tahun




Umumnya, orang-orang berpikiran, semua CEO dan pemimpin perusahaan menemukan gaji yang besar. Mereka bakal menggunakannya guna menjalani kehidupan yang lebih mewah dan lebih menyenangkan. Ludoqq Domino99

Namun, urusan ini tidak berlaku guna CEO perusahaan produk skin care, Tatcha. CEO Tatcha, Vicky Tsai menyimpulkan untuk tidak menerima gaji dari perusahaan yang dia bangun sekitar 9 tahun.

Mengutip laman CNBC, Jumat (27/12/2019), Tatcha, yang didirikan pada 2009, tumbuh menjadi bisnis kosmetik dan masuk ke dalam susunan Inc 5000. Brand ini menjadi di antara brand kecantikan kesayangan Kim Kardashian dan Meghan Markle, menghasilkan penjualan senilai USD 70 juta pada 2018, menurut penjelasan Bloomberg.

Pada 2019, Unilever menyimpulkan untuk mengakuisisi perusahaan ini. Tsai pun menyatakan, urusan itu bagus guna perusahaannya, di samping dirinya yang tidak menerima gaji dari Tatcha sekitar 9 tahun.

“Saya memilih guna tidak menerima gaji dan menginvestasikannya kembali guna perusahaan. Meskipun saya hendak (menerima gaji), tetapi ini ialah langkah terbaik guna mengokohkan mendasar perusahaan,” ujar Tsai.

Terinspirasi Geisha Jepang

Tatcha sendiri didirikan sebab terinspirasi dari produk keelokan para geisha di Jepang. Tsai, yang pada waktu tersebut menderita dermatitis akut, menyimpulkan untuk meracik ramuan keelokan yang simpel dan bebas dari bahan kimia guna hasil yang lebih sehat.

Tsai menjadi salah satu wanita menginspirasi yang sukses membangun brand keelokan dengan cepat. Meski demikian, menjadi CEO perusahaan menciptakan waktunya bareng anak-anak tidak banyak. Ketika terdapat waktu, dirinya memilih guna mengajarkan investasi untuk sang anak.

“Saya mengupayakan mengajarkan investasi pada putri saja, kemudian dia membina perpustakaan hasil jerih payahnya sendiri di Kamboja. Itu urusan yang baik sekaligus filantropis,” ujarnya.