LUDOQQ BandarQ | Agen BandarQ | BandarQQ | Domino 99 | DominoQQ

Situs Bandar Judi BandarQ dan Domino99 Online

LudoQQ

Monday, October 28, 2019

Pentingnya Mengajarkan Anak Menyebut Nama Alat Kelamin dengan Benar

Pentingnya Mengajarkan Anak Menyebut Nama Alat Kelamin dengan Benar

Pentingnya Mengajarkan Anak Menyebut Nama Alat Kelamin dengan Benar




Belakangan ini, dunia parenting terus menggencarkan pentingnya pendidikan seksual pada anak-anak. Edukasi seksual bukan berarti mengajarkan pada anak cara bersangkutan seksual di umur dini, tetapi meningkatkan pengetahuan seputar perawatan dan faedah organ seksual, hak terhadap otoritas tubuh setiap orang sampai konsekuensi.

Bicara soal pendidikan seksual semenjak dini, orangtua di Indonesia masih tidak sedikit yang tak mau membicarakannya dengan anak-anak mereka. Budaya ketimuran yang dijunjung, menciptakan orangtua canggung menyebut soal seks secara tersingkap dengan anak-anak mereka. Bahkan guna urusan penyebutan nama kelamin. Alih-alih menyinggung 'vagina' dan 'penis', orangtua lebih nyaman menyebutnya dengan menyerahkan nama beda yang bertujuan guna menyamarkan supaya tidak tersiar vulgar. Klik di sini

Tetapi, tahukah Mama, semua penggiat pendidikan seksual anak-anak terus mendorong semua orangtua supaya menggunakan istilah yang benar guna alat kelamin anak, antara beda adalah: vagina, penis, payudara, pantat, vulva, dan testikel.

Mengapa? Berikut Popmama.com mencakup 5 dalil penting kenapa orangtua mesti mengajarkan istilah perangkat kelamin yang benar pada anak, dikutip dari Huffington Post:

1. Mengajarkan anak istilah yang akurat

Jika seorang anak disentuh di lokasi pribadinya dan ia merasa dilecehkan, ia dapat memberitahu orang dewasa yang dipercayainya dengan lebih akurat. Misalnya, "Si X menyentuh vagina saya." Bila permasalahan tersebut akhirnya diangkut ke ranah hukum, pengakuan anak yang akurat ini bisa memberatkan tersangka.

2. Menghindari bias istilah

Bisa jadi, tiap family memberi nama perangkat kelamin yang berbeda-beda sehingga saat terjadi pelecehan pada anak dan ia melaporkannya pada orang dewasa lain, tak seluruh peka terhadap maksud anak. Misalnya, "Si Y menyentuhboo-boo saya." Apa tersebut 'boo-boo'? Apakah kepala, rambut ataukah penis yang dimaksud oleh anak? Jika anak mengatakan, "Si Y menyentuh penis saya!" maka aduan anak bakal ditanggapi responsif dan serius oleh orang dewasa di sekitarnya.

3. Mempermudah transisi pendidikan seksual ke masa pubertas

Mengajarkan nama perangkat kelamin yang benar berarti orangtua lebih tersingkap dan membudayakan bahwa seks bukanlah urusan yang tabu untuk dirundingkan dalam keluarga. Hal ini bakal mempermudah orangtua ketika menjelaskan untuk anak-anak tentang evolusi tubuh yang akan dirasakan di masa pubertas. Topik ini bisa didiskusikan tanpa membuatnya menjadi risih, terdengar laksana lelucon atau dirasakan remeh.

4. Menekankan ketegasan andai anak dihadapkan pada kondisi mendesak

Jika seorang anak berbicara kepada pelaku pelecehan seksual, "Berhenti! Jangan menyentuh penis/vaginaku!", pelaku tahu bahwa sang anak sudah dibekali pengetahuan tentang pendidikan seksual. Ia tidak akan gampang diperdaya begitu saja. Umumnya, semua pelaku pedofilia lebih memperhatikan sekali anak yang paham mengenai hak dan keselamatan tubuhnya sebab mereka sulit didustai dan berani melapor ke orang dewasa beda dengan teknik yang benar.

Dengan memberi nama beda yang 'lucu' guna alat kelamin, pedofil bakal dengan mudah merayu anak mengerjakan hal yang tak layak sebagai "kegiatan bersenang-senang" dan anak pun bakal menuruti kemauannya.

5. Mempermudah diagnosis medis

Membiasakan anak menyinggung alat kelamin dan unsur tubuh lainnya dengan nama yang benar, memudahkan diagnosis medis. Jika terjadi luka atau rasa sakit, lebih gampang untuk anak guna memberitahu orang tua atau petugas kesehatan dengan lebih akurat. Misalnya, "Saya tidak dapat ikut latihan olahraga hari ini sebab testis saya terasa sakit."

Alat kelamin ialah bagian dari tubuh yang wajar dilafalkan setiap hari, laksana layaknya unsur tubuh lainnya, contohnya siku atau hidung. Doronglah anak-anak supaya ia mengetahui bahwa seks bukanlah urusan yang tabu dirundingkan dan adalahbagian dari kesehatan tubuh serta tanggungjawab guna merawat dan menggunakannya dengan baik.