Sepinya Objek Wisata Akibat Corona Terlihat dari Luar Angkasa
http://68.183.232.134 - Pemandangan sepinya dunia sesudah virus corona Covid-19 mewabah terlihat jelas dari luar angkasa.
Ruang publik, stasiun kereta, website suci dunia, tampak kosong melompong dari gambar satelit yang diluncurkan pada Jumat (6/4),
Foto-foto udara, yang diluncurkan oleh perusahaan teknologi ruang antariksa Maxar yang berbasis di Colorado, Amerika Serikat, mengindikasikan tempat-tempat yang seringkali ramai orang, dari Mekah ke Beijing yang sekarang sepi.
Satu gambar mengindikasikan sekelompok kecil peziarah mengelilingi Kakbah di Masjidil Haram Mekah - suatu situs suci yang seringkali dipadati oleh umat Muslim dari penjuru dunia.
Pihak berwenang Arab Saudi sudah menunda pekerjaan umrah sepanjang tahun ini, sebagai upaya guna menghentikan penyebaran virus yang sudah menewaskan lebih dari 3.000 orang di semua dunia.
Sebuah gambar di atas Hazrat Masumeh di Qom, di antara tempat sangat suci di Iran yang populer dengan keindahan kubah emasnya yang berkilau di bawah sinar matahari, pun terlihat sepi.
Jalanan dan halaman di sekitarnya ikut tampak kosong.
Foto-foto di atas kota Wuhan, China - pusat penyebaran virus corona - mengindikasikan lusinan kereta yang diparkir di Stasiun Dongdamen.
Akibat kota terkunci dan benar-benar terputus dari dunia luar semenjak 23 Januari, stasiun kereta yang seringkali ramai tersebut telah diolah menjadi depo.
Di lapangan Tiananmen, yang dinamakan Gerbang Kedamaian Surgawi, hanya sejumlah mobil yang lewat dan tidak nyaris ada pejalan kaki yang terlihat.
Badan legislatif China resmi tidak mengizinkan perdagangan satwa binal untuk menangkal penyakit zoonosis dari fauna ke manusia, yaitu virus novel corona atau Covid-19.
Pelarangan tersebut dinilai akan mengamankan trenggiling yang diperkirakan sebagai inang perantara Covid-19 dan satwa binal lain dari kepunahan dampak diperdagangkan secara masif di China.
Direktur International Fund for Animal Welfare China Jeff He memuji kepandaian yang dipungut oleh pemerintah China tas perniagaan satwa liar. Namun, dia berbicara kebijakan tersebut akan berlangsung efektif bila mempunyai sifat tetap.
"Saya memuji larangan itu, sebab kita menyaksikan bahwa pemerintah China bertekad untuk mengolah tradisi berusia ribuan tahun yang paling tidak layak di masyarakat ketika ini," kata He.
He menilai pelarangan perniagaan satwa liar ialah langkah konservatif kesatu yang urgen untuk perlindungan satwa binal di China.
Selanjutnya, dia menyerukan adanya revisi yang lebih powerful dan progresif terhadap Undang-Undang Perlindungan Satwa Liar yang sekitar ini berlaku di China.
CEO WildAid, Peter Knights menuturkan negara lain diinginkan juga meniru tahapan China untuk tidak mengizinkan perdagangan trenggiling. Dia berbicara populasi trenggiling bakal tetap menurun bila melulu China yang membuat kepandaian tersebut.
"Kami bercita-cita China bisa memimpin dunia dalam tidak mengizinkan pasar-pasar ini secara global," ujar Knights.
Knights menuturkan wabah Covid-19 mesti menjadi peringatan untuk manusia untuk menambah pelestarian alam. Sebab, dia berbicara eksploitasi alam berlebihan akan dominan pada perekonomian dan kesehatan.
"Jika anda mengindahkan peringatan tersebut tidak melulu kita akan mengayomi kehidupan manusia, namun kita benar-benar dapat menyelamatkan spesies laksana trenggiling," ujarnya.