Lebih Aman, Obat Bahan Alam Pengganti Ranitidine
Ludoqq Domino99 Pasca ditariknya Ranitidine oleh Badan Pengawas Obat-obatan dan Makanan (Badan POM) lantaran berisi NDMA di atas 96 NDMA per hari, masyarakat membutuhkan obat pengganti yang terbukti aman. Ilmuwan Indonesia sudah menemukan rumus berbahan alam pribumi Indonesia yang terbukti aman dan efektif menanggulangi gangguan lambung.
Badan POM sudah merekomendasikan obat-obatan pengganti Ranitidine dengan obat-obatan berbahan kimia yaitu Alumunium hydroxyde, Magnesium hydroxyde, dan Simethicone untuk kelompok antasida; lanzoprazol, omeprazol, dan pantoprazole untuk kelompok penghambat pompa proton; sampai obat-obatan beda dalam sediaan injeksi.
Berdasarkan keterangan dari Executive Director Dexa Laboratories of Biomolecular Sciences (DLBS) Dr Raymond Tjandrawinata, obat herbal dapat menggantikan obat kimia. Tentunya obat herbal itu telah melewati penelitian sampai serangkaian tes guna dapat menyamai keterampilan obat kimia, laksana Ranitidine.
"Obat herbal bukan berarti jamu. Obat yang kami kembangkan ini telah melewati clinical trial sehingga dapat menggantikan Ranitidine," ujar Dr Raymond saat didatangi di booth Dexa Group pada acara Trade Expo Indonesia 2019 di ICE BSD, Tangerang, Banten, Kamis (17/10/2019).
Obat canggih asli Indonesia (OMAI) yang sudah dikembangkan Dexa Group melewati DLBS tersebut mempunyai nama Redacid (DLBS2411). Redacid tercipta dari bahan alami yang dipungut dari kekayaan alam Indonesia. "Redacid tercipta dari fraksi bioaktif dari Cinnamomum burmannii, atau dalam Bahasa Indonesia ialah kayu manis. Kami memakai bahan pribumi Indonesia," ungkap Dr Raymond.
Karena adalahobat herbal terstandar, Redacid diformulasikan dan diciptakan dengan pertolongan teknologi farmasi modern. Karenanya menurut keterangan dari Dr Raymond, pembuatan Redacid adalahera baru obat tradisional sebab melibatkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Teknologi yang dipakai untuk ini ialah Tandem Chemistry Expression Bioassay System (TCEBS). Teknologi ini dipakai untuk menghasilkan fraksi bioaktif dari kayu manis yang lebih murni dibanding ekstrak biasa. Fraksi ini nantinya, bakal bekerja secara langsung guna menghambat kegiatan pompa proton yang bermanfaat untuk memproduksi asam lambung.
"Redacid pun mempunyai potensi sebagai antioksidan sampai-sampai dapat meminimalisir jumlah radikal bebas, dimana radikal bebas ini ternyata pun berperan dalam proses terjadinya ulser atau tukak pada lambung," kata Dr Raymond yang menemukan apresiasi dari pemerintah untuk penelitian dan inovasi produk herbal canggih “Innovative Industrial Research Development Institution (IIRDI) Award 2018”.
Terkait dengan pengembangan OMAI, pemerintah sudah mendorong percepatan pengembangan obat bahan alam menjadi Fitofarmaka. Dexa Group sebagai perusahaan Farmasi Nasional berkomitmen guna mengimplementasikan kepandaian pemerintah tersebut melewati penciptaan dan pengembangan obat-obatan berbahan baku domestik melalui buatan Fitofarmaka. Saat ini, dari 26 Fitofarmaka di Indonesia, Dexa Group sudah mengantongi 18 OMAI berstatus Fitofarmaka. Melalui obat-obatan Fitofarmaka, diinginkan Indonesia semakin berdikari dalam buatan obat Nasional sampai-sampai dapat menggantikan obat-obatan kimia yang 90 persen bahan bakunya impor.
Karena itu, Redacid yang adalahobat canggih asli Indonesia berbahan alam yang aman dikonsumi, bisa menjadi pilihan pengganti Ranitidine. Terlebih lagi, Redacid dapat didapatkan di apotek terdekat. Bahkan Redacid bisa dibeli di apotek online terpercaya GoApotik, yang dapat juga diakses melewati official store di toko online terkemuka di Indonesia yaitu Tokopedia.
Di toko online tersebut, Redacid dipasarkan dengan sekian banyak pilihan kebutuhan. Mulai dari Redacid yang dipasarkan dengan per kaplet-nya atau Redacid yang dipasarkan dengan harga per strip, dan juga dipasarkan per box.