3 Langkah Jitu Bangun Ikatan Emosi dengan Anak
http://68.183.232.134/ Setiap anak memerlukan kasih sayang dan perhatian dari orangtua untuk dapat berkembang dengan baik. Hubungan yang baik dengan orangtua dapat memudahkan proses pembentukan diri anak.
Pendiri dan Kepala Akademik Montessori Haus Asia, Rosalynn Tamara menuliskan bahwa emotional bonding atau ikatan emosional pun dibutuhkan. Berikut tiga bagian yang urgen dalam membina ikatan emosi antara orangtua dan anak
1. Pentingkan kesehatan emosi anak
“Ketika anak terdapat kesalahan, mesti segera dikoreksi, namun tidak menakut-nakuti,” kata Rosalynn.
Misalkan anak memakan sesuatu yang berbahaya, orangtua ingin akan berteriak dan memarahi si Kecil. Kemudian, orangtua akan berkata bahwa ia tidak boleh santap hal yang riskan tersebut.
Maksud yang ingin dikatakan orangtua memang demi kebajikan anak namun yang diciduk anak malah lain. Si Kecil malah akan mengingat urusan tersebut sebagai empiris yang paling menyeramkan dan dapat terekam dalam ingatannya, tanpa menciduk maksud yang hendak disampaikan.
Bila orangtua sering marah-marah, anak dapat berkembang menjadi individu yang menyimpan dendam, pemarah dan sebagainya.
2. Beri Contoh
“Kalau salah, mulailah dari kita guna mencontohkan. Lalu, tidak menyalahkan anak, tidak memojokkan anak. Mencontohkan ya, bukannya bilang ‘no’,” kata Rosalynn dalam acara ulang tahun kesatu Orami Community di Jakarta sejumlah waktu lalu.
Pendiri Montessori Haus Asia ini menyarankan orangtua untuk memberikan contoh cari beraksi yang benar pada anak. Lebih baik menyuruh anak untuk mengerjakan hal yang benar daripada menyalahkan. Sehingga anak dapat memahami dan meniru. Bukan menilik emosi orangtua sebagai empiris yang buruk tanpa mengetahui apa kesalahannya.
3. Ikhlas
keikhlasan adalahsalah satu urusan yang perlu dipunyai oleh orangtua. Akan terdapat saatnya di mana seorang anak berteriak dan menuliskan bahwa ia membenci orangtuanya dengan kesal.
Jika emosi orangtua tersulut maka yang timbul ialah perasaan bersalah yang besar pada anak. Namun, bila orangtua mempunyai penerimaan secara ikhlas, maka akan hadir pemahaman bahwa si Kecil sedang mengekspresikan rasa tidak suka terhadap sesuatu.
Setelah mendinginkan diri, Rosalynn menganjurkan orangtua untuk mendekat sang buah hati dan menyerahkan penjelasan di balik perbuatan atau disiplin yang diserahkan kepada anak.
“Selalu kasih penjelasan. Sekecil apapun itu, anda harus kasih penjelasan. Saya yakin, tidak sedikit dari anda yang tumbuh tanpa penjelasan,” kata Rosalynn.
Bila orangtua mau menerbitkan usaha untuk menyerahkan penjelasan yang masuk akal, maka pemahaman anak pun akan lebih tanpa merusak hubungan emosional.