LUDOQQ BandarQ | Agen BandarQ | BandarQQ | Domino 99 | DominoQQ

Situs Bandar Judi BandarQ dan Domino99 Online

LudoQQ

Friday, October 18, 2019

Kisah Wanita-Wanita Tiongkok Hanya Potong Rambut Sekali Seumur Hidup

Kisah Wanita-Wanita Tiongkok Hanya Potong Rambut Sekali Seumur Hidup

Kisah Wanita-Wanita Tiongkok Hanya Potong Rambut Sekali Seumur Hidup




Klik di sini Berganti-ganti model rambut cocok tren jamak dilakoni semua perempuan. Tapi, apa jadinya semua perempuan hanya diizinkan memotong rambutnya melulu sekali seumur hidup lantaran tradisi yang mesti dipegang?

Melansir dari Vogue pada Rabu, 15 Oktober 2019, seribu mil dari Beijing, ada Desa Huang Luo di Guangxi, China, yang paling terkenal lantaran semua wanita di sana berambut paling panjang sampai menyentuh lantai. Bahkan menurut keterangan dari legenda China, rambut mereka dijadikan alat guna mencambuk pelamar yang tidak disukainya

Wanita-wanita tersebut berasal dari Suku Yao. Mereka melulu memotong rambut mereka sekali seumur hidup yakni pada umur 18 tahun dalam upacara tradisional suku Yao. Setelah itu, rambut dikuncir dengan kepangan rumit tradisional khas Yao.

Biasanya, perempuan yang belum menikah membalut rambut mereka ke dalam kain yang diikat di kepala. Sementara, perempuan yang telah menikah menyenangi gaya rambut yang disanggul besar di atas kepala.

Sampai 1980, tradisi rambut panjang di suku Yao masih paling kental. Seorang lelaki yang menyaksikan gadis dengan rambut terurai, bakal dihukum guna melayani family gadis tersebut selama tiga tahun. Namun, tradisi tersebut tidak berlaku lagi sampai-sampai semua orang tak butuh takut menyaksikan gadis berambut panjang menjuntai.

Karena keanehan rambut semua wanita desa, tidak sedikit turis lokal maupun mancanegara mampir ke desa itu untuk menyaksikan rambut panjang perempuan di sana. Itu sebabnya, warga desa tersebut membangun suatu teater untuk menciptakan pertunjukan perempuan berkostum tradisional, mendendangkan lagu-lagu rakyat, menari, sampai melihat bagaimana rambut mereka dicuci. Penjualan tiket teater pun menjadi penghasilan mereka untuk melakukan pembelian sampo.

Perawatan

Bukan hal gampang merawat rambut sepanjang itu, mereka punya perawatan khusus guna rambutnya. Rambut direndam ke dalam ramuan tradisional, kemudian menyisirnya dengan sisir kayu supaya ramuan meresap dari ujung sampai akar rambut. Tujuannya supaya rambut tetap berkilau alami dan tetap hitam pekat bahkan pada perempuan yang telah tua.

Ramuan samponya ialah beras ditumbuk dengan air di dalam pot tanah liat besar, lantas direbus sampai mendidih. Setelah tersebut campurkan tumbukan teh Bran, akar Fleeceflower dan jahe. Bahan diaduk dan tidak dipedulikan terfermentasi di wadah tertutup sekitar tiga hari sampai empat hari.

Seorang fotografer profesional China, Joyce Ng, berangjangsana ke desa itu dan mewawancarai di antara tetua suku Yao mengenai tanggapan mereka pada anak-anak suku Yao yang tidak sedikit memotong rambut mereka mengekor tren. Jawaban dari tetua, "Kami sudah paling terbuka, apalagi mereka belajar guna mengusung derajat mereka juga."

Kini, perempuan di sana pun telah mengekor perkembangan zaman. Banyak salah satu anak-anak mereka yang merantau terbit desa guna belajar, mencukur rambut mereka, dan nyaris semua orang di desa tersebut sudah dapat mengoperasikan gawai.