LUDOQQ BandarQ | Agen BandarQ | BandarQQ | Domino 99 | DominoQQ

Situs Bandar Judi BandarQ dan Domino99 Online

LudoQQ

Saturday, July 20, 2019

Prostitusi Online Mulai Marak di Kota Metro, Mereka Suka 'Menjual' Melalui Aplikasi Ini

Prostitusi Online Mulai Marak di Kota Metro, Mereka Suka 'Menjual' Melalui Aplikasi Ini

Prostitusi Online Mulai Marak di Kota Metro, Mereka Suka 'Menjual' Melalui Aplikasi Ini



Terungkapnya permasalahan mucikari yang menawarkan pekerja seks komersial (PSK) guna dibooking via WhatsApp di Kota Metro, Lampung pada pertengahan Juni 2019 lalu, mengungkap kenyataan lain tentang maraknya praktik prostitusi via online di kota kedua di Lampung tersebut.

Kami melakukan penyelidikan dan menelusuri eksistensi prostitusi online ini sekitar empat hari di Kota Metro, 15-18 Juli 2019.

Ternyata, andai pada lazimnya praktik sejenis menggunakan software WhatsApp, Instagram, Twitter, atau Facebook, maka temuan kami menunjukkan, prostitusi online di Kota Metro populer menggunakan software MiChat.

MiChat (dibaca my-chat) sejatinya software pesan cuma-cuma berbasis tempat yang dapat membantu pemakai untuk mengejar teman-teman baru dan orang-orang di sekitar.

Pada lazimnya pemakai Michat bertujuan positif. Tapi, ada sejumlah pemakai yang memanfaatkan software ini guna kepentingan negatif, laksana praktik prostitusi online.

Awalnya, kami mendapatkan kisah dari lelaki pemakai pekerja seks yang telah sejumlah kali bersangkutan dengan semua "penjaja cinta" via MiChat.

Jantan, bukan nama sebenarnya, menceritakan, komunikasi dengan PSK melewati melalui MiChat paling gampang dan aman.

Menurutnya, software MiChat iniada fitur berhubungan layanan distance (jarak). Sehingga, pemakai dapat langsung terhubung dengan pemakai lainnya yang berada dalam satu wilayah.

Jantan mengungkap, lumayan mudah guna mengenali user yang menjajakan diri dengan pemakai umum.

Para PSK biasa memakai kode dalam profil atau statusnya.

Kode tersebut laksana BO (Booking Order), ST (Short Time), LT (Long Time), dan lainnya.

"Kalau guna harga variatif. Tapi, harga bersahabatlah, dan masih dapat nego juga. Tergantung komunikasi anda gimana.

Bisa mohon kirimin potret dulu, sebab ada sejumlah yang pake profilnya beda. Biar gak jebakan batman. Intinya sih mudah, karena bila enggak cocok, bermukim ganti yang lain," urainya.

Kami lantas mencoba software MiChat guna mencari eksistensi penjaja cinta di Kota Pendidikan.

Dengan menggiatkan tombol tempat terdekat, dalam sekejap, profil semua user langsung terurut mulai dari tempat yang sangat dekat dengan posisi pemakai sampai yang terjauh.

Dan benar, tidak susah ternyata untuk memisahkan antara akun pekerja seks online dan pemakai biasa.

Hari kesatu percobaan, kami langsung terkoneksi dengan penjual cinta yang melulu berjarak selama 300 meter dari tempat akses.

Dara, bukan nama sebenarnya, mematok tarif sebesar Rp 400 ribu guna jasa plus-plus sekali main.

Dengan tidak banyak negosiasi, perempuan ini pun mau menurunkan harga.

"Bisa. Rp 350 ribu. Tempat di kos aku," ujarnya menjawab chat.

Dari hari kesatu sampai keempat menggunakan software MiChat, minimal kami mendapat tujuh respon akun penjual cinta yang memberi harga terang-terangan berikut tempat COD (Cash On Delivery).

Ada yang menyiapkan kos, ada pun yang hanya mau di hotel.

Adapun tarif yang ditawarkan rata-rata berkisar Rp 350 ribu sampai Rp 500 ribu (setelah tawar menawar) guna sekali kencan.

Sementara guna layanan lebih lama atau LT, mulai dari harga Rp 800 ribu ke atas sampai jutaan.

Hasil pencarian kami, minimal ada 11 akun yang menawarkan jasa esek-esek secara eksplisit atau dengan gampang ditebak, mulai dari jarak terdekat (ratusan meter) sampai radius dua kilo meter ketika mengakses MiChat dari Taman Merdeka.

Rp 20 Juta Sebulan

Kami lalu mencari para penjual cinta sesaat ini dan sukses mewawancarai Manja (bukan nama sebenarnya), salah seorang pekerja seks online yang menawarkan diri melewati MiChat.

Secara eksplisit ia mengisahkan rata-rata pendapatannya sejak berpindah profesi sebagai penjual tubuh.

Setiap hari, wanita bertubuh sintal ini menyatakan mendapat paling tidak satu pelanggan.

Namun, andai dirata-rata per bulan, order yang ia terima menjangkau tiga hingga lima orang per harinya sekitar 20 hari kerja.

"Paling tidak sedikit tuh pernah tujuh orang sehari. Cuma bila sudah bisa lima, seringkali pelanggan yang beda aku cancel aja.

Karena cukup capek. Kalau harga sih paling tidak Rp 300 ribu guna sekali yah, namun lihat orang pun sih, bila lebih dewasa Rp 400 ribu," paparnya.

Jika dihitung rata-rata angka paling tidak order masing-masing hari dan dikalikan 20 hari kerja, maka puluhan juta sudah tentu mengalir ke kas Manja.

Wanita ini juga tidak menampik andai per bulan penghasilannya dapat mencapai Rp 20 juta.

"Ya kira-kira gitulah. Kalau guna pengeluaran sih cuma guna bayar kos aja, sama makan.

Niatan berhenti sih ada, hanya nanti bila sudah cukup. Ada kemauan beli lokasi tinggal sama mobil," terangnya yang menyatakan baru 10 bulan menjalankan profesi tersebut.

Wanita yang dulunya bekerja sebagai penjaga toko ini menjelaskan, lokasi tinggal kos jauh lebih aman dan irit ketimbang hotel.

Para pelanggannya bukan lagi dibebankan mesti menunaikan sewa tempat laksana hotel.

Namun demikian, bukan berarti lokasi tinggal kos nyaman. Karena dirinya pernah dibawa Satpol PP ketika razia.

"Tapi tetap amanlah. Karena hanya didata saja. Habis tersebut pulang. Waktu tersebut pas lagi sama pelanggan juga, hanya ya gitu aja," imbuhnya.

Saat ditanya tentang para lelaki hidung belang yang pernah menggunakan jasanya, Manja tidak pernah mengusik kegiatan atau latar belakang mereka.

Dirinya lebih memilih guna bersikap profesional dengan mengekor gaya setiap pelanggannya.

Namun, ia menjelaskan, user terdiri dari semua kalangan. Mulai dari remaja, pelajar atau mahasiswa, sampai orang dewasa alias om-om.

Selama ini, Manja melulu mau bertransaksi di lokasi tinggal kos yang ia siapkan, tapi, ada dispensasi khusus guna pelanggan tetap.

"Enggak pernah tanya-tanya sih, yang urgen saya ramah. Ada yang mau kisah dulu, ya anda dengar, terdapat yang inginkan langsung, ya anda ikutin.

Ada sih yang aneh, mohon macam-macam lah. Aku ikut sebisa mungkin, bila masih normal ya, cuma bila udah mengherankan betul, aku gak mau," imbuhnya.

Perempuan berkulit kuning langsat ini menambahkan, dirinya bekerja sendiri tanpa mucikari.

"Aku sendiri. Cuma bila tahu online ini, memang dari teman. Ya emang betul sih, untungnya besar. Tapi tetap aku terdapat target lah, siapa sih yang inginkan kerja gini terus," tuturnya.Di Metro sendiri, bisnis esek-esek online bukan barang baru.

Pemilik Kos Harus Laporkan Tamu

Ketua DPRD Kota Metro Anna Morinda menilai hal prostitusi yang mulai marak di Kota Metro mesti menjadi perhatian seluruh pihak.

"Satpol PP dan instansi beda sudah tidak jarang razia dan kami menerima laporannya. Itu patut diapresiasi.

Tapi ternyata, masalahnya tidak selesai melulu dengan razia. Makanya seluruh pihak mesti terlibat," imbuhnya.

Anna sendiri menyangsikan andai para pekerja seks online adalahpenduduk pribumi Metro.

Namun, Bumi Sai Wawai tidak dapat menolak arus urban sebagai suatu kota yang pasti akan mempunyai konsekuensi negatif dari suatu perubahan.

Namun demikian, masalah itu harus didalami. Terutama empunya rumah kos mesti mengadukan pada pamong 1x24 jam tamu yang datang.

Demikian pula warga, untuk menyimak kehadiran penduduk lain di dekat lingkungannya.

"Tentu anda tidak ingin, tidak boleh sampai terjadi permasalahan yang anda tonton di tv nasional, terjadi pembunuhan di lokasi tinggal kost, terdapat mutilasinya, karena masalah-masalah begitu.

Tapi saya yakin..kita masih dapat melakukan kontrol bersama. Karena masyarakat Metro ini familiar kegotongroyongannya," imbuhnya.

Tak jauh berbeda, Sekretaris MUI Kota Metro Nasrianto Effendi menilai, pamong, RT, empunya kos, dan masyarakat mesti peduli terhadap suasana sekitarnya.

Sehingga mempersempit ruang gerak dan potensi baik kriminal maupun maksiat.

"Kalau guna penegakan hukum, tersebut kita serahkan untuk aparat berwenang. Karena online tersebut kan ada pun hukum yang mengatur. Ada ITE, UU pornografi, hingga KUHP, bila untuk penegakan," ujarnya via sambungan telepon.

Namun guna pencegahan, butuh upaya bersama, mulai dari razia Satpol PP, sampai pengumpulan pemakai kos mesti secara konsisten dilakukan. Pun demikian mereka yang terjaring, wajib dilaksanakan pembinaan.

Pembinaan bukan sebatas wejangan, namun pemberian pelatihan, konseling, dan lainnya. Dengan asa tidak melakukan kembali.

Karenanya, dibutuhkan data induk, siapa saja yang pernah terpapar razia, mengerjakan perbuatan maksiat, dan telah dilaksanakan pembinaan plus konseling.

"Karena bila dalam Islam, laksana di Aceh terdapat hukuman cambuk, ada pun yang dinikahkan, namun kan anda tidak dapat seperti itu. Cuma, memang butuh ada sanksi juga. Misal, dikeluarkan dari kos, dan lokasi tinggal kos beda pun diberi tahu, semacam black list lah," ujarnya.

Sementara Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengedalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Metro Prayetno sepakat andai masalah penanggulangan pekerja seks dilaksanakan semua pihak. Meski urusan itu bukan tupoksi dinasnya.

"Kalau penanggulanan PSK tersebut Satpol PP dan Dinas Sosial. Kami lebih untuk perlindungan. Misal terdapat korban pelecehan, nah tersebut kita mendampingi. Seperti permasalahan perdagangan manusian kemarin, namun masalahnya tersebut kan penduduk Lampung Tengah, memang ditangkapnya di Metro," terangnya.