Wah, Ternyata Ada Gangguan Tidur Bernama Sleeping Beauty Syndrome!
Setiap orang memerlukan tidur sebagai sementara istirahat sesudah menjalani begitu banyak ragam kegiatan harian. Ludoqq Domino99
Selain membiarkan rasa lelah, tidur termasuk mampu mengembalikan kekuatan sehingga tubuh bakal lebih segar kala bangun.
Namun, tidur yang berlebihan termasuk tidak baik dan mampu memiliki efek buruk. Selain efek kesehatan, termasuk efek lain yang merugikan dan mengganggu kegiatan.
Tidur yang berlebihan ini disebut sebagai sleeping beauty syndrome dalam makna kesehatan.
Sleeping beauty syndrome merupakan suatu gangguan langka yang mengakibatkan rasa kantuk berulang. Penderita sleeping beauty syndrome ini lebih-lebih mampu menghabiskan 20 jam dalam sehari hanya untuk tidur.
Sleeping beauty syndrome mampu berjalan terhadap siapa pun, baik perempuan atau laki-laki. Namun, lebih banyak diderita oleh laki-laki. Gangguan ini mampu berjalan dalam periode yang lumayan panjang dan berjalan tidak menentu.
Jadi, mampu kambuh dan mampu sembuh sesekali. Saat kambuh, sleeping beauty syndrome condong merepotkan penderitanya dalam bekerja, bersekolah, atau beraktivitas lainnya.
Secara lebih lanjut, tersebut Popmama.com beberapa penyebab, ciri-ciri, dan cara menangani sleeping beauty syndrome yang dirangkum dari laman Healthline.
1. Gejala umum
Orang yang mengalami sleeping beauty syndrome bisa saja tidak bakal memiliki gejala-gejala pasti sehingga sementara berjalan mampu berjalan sepanjang beberapa hari, beberapa minggu atau lebih-lebih berbulan-bulan. Biasanya penderita bakal dilanda rasa kantuk yang ekstrim. Ada permohonan yang terlampau kuat untuk tidur dan mengalami sukar bangun pagi.
Saat syndrome muncul, lebih-lebih penderita bakal tidur sepanjang 20 jam dalam sehari. Mereka bisa saja bakal bangun untuk pergi ke toilet atau makan.
Lalu, lagi tidur lagi. Rasa penat yang terlampau kronis mampu menghampiri penderita sehingga mereka terbaring di tempat tidur sampai sleeping beauty syndrome selesai.
Penderita termasuk bisa saja bakal mengalami halusinasi, cii-ciri ringan marah, nafsu makan meningkat, disorientasi, nafsu seks meningkat, dan efek berkurangnya aliran darah ke bagian otak.
Sleeping beauty syndrome merupakan keadaan yang tidak mampu diprediksi sehingga tanda-tanda tidak mampu dikira sebelumnya. Kebanyakan orang yang melanjutkan kegiatan normal sesudah syndrome ini tidak bakal mengalami disfungsi fisik atau perilaku. Namun, mereka bisa saja bakal kehilangan sedikit memori kala sleeping beauty syndrome terjadi.
2. Penyebab dan risiko
Hingga sementara ini, sleeping beauty syndrome belum diketahui penyebabnya, tapi beberapa dokter percaya bahwa faktor-faktor spesifik mampu tingkatkan risiko untuk keadaan ini.
Misalnya, sleeping beauty syndrome mampu timbul dari cedera di bagian otak bernama hipotalamus. Sebuah bagian otak yang mengontrol tidur, nafsu makan, dan suhu tubuh. Kemungkinan cedera dan tentang kepala termasuk mampu tingkatkan risiko syndrome.
Beberapa orang termasuk mengatakan bahwa sleeping beauty syndrome bisa saja merupakan gangguan autoimun. Autoimun adalah keadaan proses kekebalan tubuh yang menyerang jaringan sehatnya sendiri.
Selain itu, sleeping beauty syndrome termasuk bisa saja berbentuk genetik dikarenakan tersedia beberapa kasus bahwa gangguan tersebut mempengaruhi lebih dari satu orang dalam sebuah keluarga.
3. Cara mendiagnosa
Dikarenakan belum diketahui pasti gejala-gejala dari sleeping beauty syndrome ini. Maka, kelainan ini masih sukar dideteksi atau didiagnosis.
Dalam beberapa kasus, sleeping beauty syndrome justru mampu berjalan bersama dengan gangguan kejiwaan. Akibatnya, dibutuhkan biasanya sepanjang 4 th. untuk mendapatkan diagnosis yang tepat.
Rasa kantuk yang berlebihan termasuk mampu jadi karakteristik ada depresi sehingga belum pasti dinyatakan sebagai sleeping beauty syndrome. Dokter bisa saja bakal mengusulkan untuk evaluasi kesehatan mental sehingga mampu menilai gejala-gejala tersebut disebabkan oleh depresi atau lainnya.
Di dalam dunia medis termasuk belum tersedia tes tunggal yang mampu menunjang diagnosis ini. Sebagai gantinya, dokter bisa saja bakal melakukan serangkaian tes untuk meminimalisir bisa saja munculnya penyakit lain.
Dokter bakal melakukan pengecekan secara fisik. Dengan mengukur darah, meneliti sementara tidur, dan tes lain, layaknya CT scan atau MRI terhadap bagian kepala.
4. Cara mengatasinya
Jika mengalami keliru satu tanda yang bisa saja mengarah terhadap keadaan sleeping beauty syndrome, tersedia beberapa obat untuk bantu meredakan. Hal ini mampu kurangi durasi terjadinya sleeping beauty syndrome dan menghambat berjalan dalam sementara lama. Obat tersebut umumnya berbentuk pil.
Namun, mengkonsumsi obat ini bisa saja mampu mengakibatkan iritabilitas dan tingkatkan kesadaran sehingga mampu menghambat rasa kantuk. Obat-obatan tersebut yaitu, methylphenidate (concerta) dan modifinil (provigil).
Tak hanya itu, obat-obatan lain yang mampu menangani gangguan mood bisa saja termasuk mampu membantu. misalnya, lithium (lithane) dan carbamazepine (tegretol) yang umumnya digunakan untuk membuat sembuh gangguan bipolar sehingga mampu mengingankan tanda-tanda sleeping beauty syndrome.
5. Dampak terhadap penderita
Masa berlangsungnya gangguan tidur bernama sleeping beauty syndrome ini mampu berjalan sepanjang 10 tahun. Penderita yang mengalami bakal mendapatkan efek yang luar biasa terhadap kehidupan mereka.
Hal ini dikarenakan sleeping beauty syndrome mampu menganggu kebolehan penderitanya dalam bekerja, pergi ke sekolah, sampai dalam membina pertalian bersama dengan orang lain di sekitarnya.
Sleeping beauty syndrome termasuk mampu mengakibatkan rasa kegelisahan yang berlebihan dan depresi dikarenakan penderita tida bakal tahu pasti kapan gangguan ini kambuh dan mereda.
Apabila penderita mengalami tanda-tanda berbentuk nafsu makan yang meningkat, berat badan mereka bisa saja bakal naik drastis. Rasa penat dan kantuk mampu datang secara tiba-tiba dan menghalau kesadaran.
Sleeping beauty syndrome termasuk mampu mengakibatkan penderita melukai dirinya sendiri atau orang lain terkecuali kambuh sementara tengah berkendara.
Untuk itu, sebaiknya penderita melakukan konsultasi bersama dengan dokter sehingga mampu mengidentifikasi kambuhnya sleeping beauty syndrome dan kurangi risiko yang tidak diinginkan.
Itu lah beberapa hal yang harus diketahui dari sleeping beauty syndrome. Semoga bermanfaat, ya.