Awas! 7 Kesalahan Orangtua ini Dapat Menghambat Kesuksesan Anak!
Didikan orangtua yang dirasakan benar belum pasti sepenuhnya benar. Ada sejumlah didikan yang dipercayai benar, namun ternyata dapat meminimalisir potensi kesuksesan anak di masa depan.
Untuk menghindari didikan orang tua yang tidak benar, Popmama.com bakal memberi tahu 7 kekeliruan orangtua dalam mendidik anak: LudoQQ Poker Galaxy
1. Tidak memberi perhatian yang cukup
Zaman sekarang tidak sedikit orangtua yang sibuk bekerja atau sibuk dengan gadgetnya masing-masing. Sehingga mereka lupa guna memberi perhatian yang lumayan untuk anak.
Banyak orangtua yang menitipkan anak pada pengasuh, dan ini adalahkesalahan. Jika anak dititipkan untuk pengasuh, namun Mama tetap menyerahkan perhatian yang lumayan itu ialah hal yang wajar. Akan namun bila anak dititipkan untuk pengasuh dan Mama tidak memberi perhatian untuk anak dengan cukup, maka ini bakal menjadi masalah.
Anak-anak kecil sangat memerlukan peran Mama sebagai orangtua. Bagi mendidik anak, memberi pengarahan yang benar, menyusun perilaku anak menjadi baik, dan lainnya. Apabila Mama tidak terdapat disaat-saat anak lagi giat-giatnya bereksplorasi, maka anak bakal mendapat didikan dari rekan sebaya dan lingkungan selama yang belum pasti baik.
Maka temani anak ya Ma, beri perhatian yang lumayan kepada anak, sehinga anak mendapat latihan hidup yang baik.
2. Hanya berdoa namun tidak berjuang menyelesaikan masalah
Banyak orangtua beranggapan bahwa berdoa saja lumayan untuk menjadikan anak individu yang baik. Berdoa memang butuh tapi, andai tidak terdapat usaha dari orangtua sama saja bohong.
Jika mengharapkan anak guna menjadi seorang dewasa yang bertanggung jawab, berdoa tidak akan lumayan bila tidak disertai dengan perbuatan dan usaha mama guna mendidiknya. Anak tidak bakal pernah tahu mana yang benar dan salah bila Mama melulu mendoakannya saja.
Bila anak dari kecil sudah diajak ikut pekerjaan keagamaan tanpa mengerti makna Tuhan sebenarnya. Maka saat sudah besar dan jauh dari orangtua, anak bakal merasa bebas dan dapat saja mengerjakan tindakan yang jauh dari yang dibetulkan agama. Jadi Ma, berdoalah guna anak dan berusahalah pun secara nyata guna tumbuh kembang anak.
3. Menyembunyikan informasi umum mengenai seks
Banyak orangtua di Indonesia masih tabu bila merundingkan seks untuk anak. Padahal topik mengenai seks ini sangat urgen untuk anak. Bila anak tidak diberi tahu, dapat saja anak justeru mencari tahu diam-diam dan mencobanya tanpa tahu tersebut baik atau buruk.
Berdasarkan keterangan dari sebuh penelitian, anak yang diberi tahu orangtuanya mengenai seks ingin akan menantikan untuk bersangkutan seks saat sudah menikah nanti atau andai mereka melakukannya, mereka akan menggunakan alat kontrasepsi dan kondom.
Banyak kehamilan remaja dapat dicegah andai orangtua mengajari mereka mengenai seks, bagaimana mengayomi diri mereka sendiri dan konsekuensi negatif dari mengerjakan hubungan seks sebelum menikah.
4. Memberitahu dengan ucapan tetapi lupa guna melakukannya
Orangtua sangat hendak anak-anaknya berperilaku baik laksana malaikat. Sehingga Mama tentu memberi tahu bagaimana metodenya berperilaku baik, membantu orang, dan menghargai orang lain.
Akan namun apakah Mama sendiri mengerjakan apa yang Mama beri tahu untuk anak? Kebanyakan dari orangtua melulu memberi tahu anak bagaimana metodenya berperilaku baik, tanpa mempraktikannya sendiri. Sehingga anak tentu akan mencontoh perilaku orangtuanya yang bertentangan dengan perkataannya.
Maka dari tersebut Ma, mulailah berperilaku baik dan menjalin hubungan baik dengan orang lain, sampai-sampai anak bakal meniru perilaku mama itu dan menjadi seseorang yang berkepribadian baik.
5. Membesarkan anak sesuai kemauan orangtua
Kebanyakan orangtua hendak menjadikan anaknya laksana yang mereka harapkan. Tapi apakah yang menjadi asa orangtua pun adalahharapan anak?
Ada sejumlah orangtua yang memilihkan kemauan anak bahkan memilih jalur karier yang anak tersebut akan jalani. Ingat ya Ma, andai Mama mengharapkan anak mengekor jalur yang Mama pilih, belum pasti anak suka loh. Jika terus memaksakannya maka anak bakal memilih jalan itu dan menjalakannya tidak dengan sepenuh hati, barangkali anak tidak akan berhasil di masa depan.
Jadi Ma, usahakan mulai kini biarkan anak memilih jalannya sendiri. Bila jalannya telah mulai ke arah negatif, mama boleh mengarahkannya. Jangan terlampau memaksakan kehendak anak ya, Ma.
6. Melindungi anak dari kegagalan
Semua orangtua tentu sedih saat melihat anaknya sengsara di dalam kegagalan. Sehingga banyak sekali orangtua memilih untuk mengawal anaknya dari kegagalan. Bila terdapat masalah yang menimpa anak, maka orangtua siap mau menjadi tameng anak sampai-sampai anak terhindar dari kegagalan.
Tapi apakah Mama tahu bahwa masing-masing orang mesti merasakan kegagalan? Ya, kegagalan mesti terdapat pada masing-masing orang, sebab dengan adanya kegagalan orang itu akan berproses guna mengembangkan kemampuannya dan maju ke masa mendatang yang lebih baik. Jadi, bila ada kegagalan yang mendekat anak, dukung anak terus dan biarlah ia berproses dari kegagalan tersebut untuk menjadi individu yang lebih baik.
7. Menjadi orangtua yang tidak dapat dipercaya
Beberapa orangtua terkadang mengindikasikan perilaku yang menciptakan anak tidak cukup percaya untuk mereka. Ketidakpercayaan itu akan menciptakan menjadi membangkang, agresif, atau bahkan hiperaktif ketika mereka tumbuh dewasa.
Anak dapat tidak percaya untuk orangtua karena sejumlah hal laksana orangtua sering menciptakan janji untuk anak namun janji itu tidak ditepati. Ketika orangtua memberi tahu anak bilamana anak merasakan masalah datang saja untuk orangtua, bakal tetapi saat anak datang orang tua justeru merasa kesal dan menyalahkan anak.
Hal-hal ini dapat menciptakan anak tidak percaya untuk orangtua, sampai-sampai bila ia akan mengisahkan masalahnya untuk temannya. Biasanya penyelesaian dari rekan sebaya belum pasti baik guna anak. Maka dari tersebut tumbuhkan keyakinan anak pada mama dengan menjadi individu yang bisa dipercaya.
Itulah sejumlah kesalahan pola pengasuhan anak yang seharusnya tidak dilaksanakan orangtua. Mulai sekarang, tidak boleh mendidik anak laksana cara-cara di atas ya, Ma. Agar potensi anak guna meraih kesuksesan meningkat.