Apa Itu Psikopat, Ciri-Ciri dan Cara Pengobatannya
Beberapa orang ingin memandang psikopat sebagai sebuah situasi mental, bakal tetapi sebetulnya belum terdapat diagnosis resmi. Jika dalam dunia psikologi, psikopat ialah gangguan kepribadian.
Dilansir dari Healthline, Dr. Prakash Masand, psikiater dan pendiri Centers of Psychiatric Excellence menuliskan bahwa psikopat adalahgangguan kejiawaan. LudoQQ Poker Galaxy
Psikopat ialah gangguan jati diri antisosial (ASPD) yang mencerminkan seseorang dengan pola manipulasi dan pelanggaran untuk orang lain.
Namun, antisosial yang dimaksud bukan perilaku memisahkan diri dari lingkungan, namun seseorang yang berlawanan dengan masyarakat, aturan, dan perilaku beda yang lebih umum.
Ada sejumlah ciri-ciri yang bisa menandakan seseorang dinamakan sebagai psikopat.
1. Ciri-ciri seorang psikopat
Istilah psikopat bukan diagnosis resmi, maka para berpengalaman menjabarkan ciri-ciri psikopat merujuk pada tanda dalam ASPD. Beberapa ciri-ciri itu yang bisa menandakan bahwa seseorang tergolong psikopat, yakni perilaku yang tidak bertanggung jawab secara sosial, melalaikan atau melanggar hak orang lain, tidak dapat membedakan perilaku benar atau salah, dan kecenderungan tidak jarang berbohong.
Di samping itu, perilaku beda yang barangkali adalahtanda-tanda ASPD sebagai ciri psikopat antara lain, kecenderungan untuk memungut risiko, perilaku tidak beraturan atau seenaknya, dan menipu dengan seringnya mengerjakan kebohongan.
Seseorang dengan perilaku yang dilafalkan tadi mungkin pun tidak mempunyai hubungan emosional yang dalam, agresif, dan ingin pemarah. Tak melulu itu, orang dengan ASPD pun tidak peduli andai mereka melukai seseorang, impulsif, kasar, dan tidak cukup penyesalan.
2. Psikopat rentan kerjakan hal negatif
Dilansir dari ScienceofPeople.com, peneliti mengindikasikan bahwa psikopat berakar semenjak usia dini. Anak-anak yang mengindikasikan kurangnya rasa takut, ketidakpedulian terhadap rekan sebaya, dan mempunyai emosi yang tinggi ingin berisiko tinggi menjadi psikopat.
Psikopat seringkali sangat impulsif dan emosional sampai-sampai berisiko tinggi terhadap penyalahgunaan zat, kriminal, dan penahanan. Berdasarkan keterangan dari Joseph Newman di University of Wisconsin, “Psikopat mempunyai risiko 3 kali lipat mengerjakan tindak kriminal dan kekerasan daripada orang lain. Mereka pun 2 kali lebih mungkin mengerjakan tindakan antisosial lain, seperti berdusta dan ekspoitasi seksual.” Hal ini disebabkan orag psikopat tidak memiliki kebajikan dan empati secara sosial.
3. Otak seorang psikopat
Sebuah riset mengungkapkan bahwa terdapat hubungan antara bagaimana faedah otak dan perilaku seorang psikopat. Para peneliti percaya bahwa psikopat mempunyai pola kegiatan otak yang bertolak belakang dengan orang normal lainnya. Secara khusus, penelitian melafalkan bahwa kegiatan amigdala, dimana rasa fobia diproses dan di korteks frontal orbital atau wilayah pengambilan keputusan terjadi lebih tidak banyak pada orang psikopat.
Sebuah studi mengungkapkan bahwa orang dengan gangguan jati diri antisosial atau yang tidak jarang dikaitkan dengan psikopat, mempunyai volume rata-rata 18% lebih tidak banyak dalam kegiatan otak sampai-sampai empati nyaris tidak terdapat dalam diri mereka.
4. Cara ketahui sesorang mengidap psikopat
Psikopat bukan gangguan mental dengan diagnosis resmi sampai-sampai para berpengalaman mendiagnosis seseorang mengenai situasi ASPD. Seseorang ingin tidak menyadari bahwa mereka menderita ASPD, akibatnya mereka jarang menggali pengobatan. Mereka seringkali tidak percaya andai ada masalah dalam perilaku.
Para berpengalaman menjelaskan ada sejumlah pedoman yang diputuskan untuk mendiagnosis ASPD, yaitu dibuka pada umur 15 tahun atau masa remaja. Namun, sejumlah orang bisa mempunyai perilaku dan mengidap ASPD pada akhir masa remaja, tepatnya mengarah ke usia dua puluhan.
Maka, guna mendapatkan diagnosis yang tepat biasanya berpengalaman psikologi akan mengecek kesehatan mental dan mengerjakan evaluasinya secara lengkap. Dalam proses ini, berpengalaman kesehatn mental bakal mengevaluasi pikiran, perasaan, pola perilaku, dan hubungan seseorang. Kemudian, berpengalaman akan mengidentifikasi gejala, membandingkannya dengan fenomena ASPD, dan menyaksikan sejarah medis seseorang guna meyakinkan adanya gangguan mental.
5. Penanganan orang yang psikopat
Seperti dalam proses pendiagnosisannya, mengobati seseorang dengan sifat psikopat yang tergolong dalam diagnosis ASPD ingin sulit. Namun, seringkali penyedia layanan kesehatan akan memakai kombinasi psikoterapi (terapi bicara) dengan ditolong obat-obatan.
Perlu diketahui bahwa gangguan kepribadian ingin tidak bisa diobati dengan obat-obatan. Sedangkan psikoterapi dapat menolong orang dalam mengetahui diagnosis mereka dan bagaimana akibat di kehidupan serta hubungan mereka dengan orang lain.
Terapis pun akan bekerja guna mengembangkan strategi sampai-sampai dapat meminimalisir keparahan gejala.
Jika obat menjadi unsur dari rencana perawatan, seringkali tenaga medis bakal meresepkan obat yang bisa mengobati situasi kesehaan lainnya, laksana kecemasan, depresi, atau fenomena depresi.