LUDOQQ BandarQ | Agen BandarQ | BandarQQ | Domino 99 | DominoQQ

Situs Bandar Judi BandarQ dan Domino99 Online

LudoQQ

Monday, December 16, 2019

Curhat Korban Pinjaman Online China: Utang Rp 600 Ribu Jadi Rp 200 Juta

Curhat Korban Pinjaman Online China: Utang Rp 600 Ribu Jadi Rp 200 Juta

Curhat Korban Pinjaman Online China: Utang Rp 600 Ribu Jadi Rp 200 Juta




Kisah seramnya pinjam online (pinjol) di China pulang terkuak. Tak melulu sebatas permasalahan tekanan psikologis, terdapat pula permasalahan nasabah yang utangnya meroket hingga miliaran rupiah, padahal tadinya ia melulu meminjam tidak banyak saja. LudoQQ pokerace99

Dilaporkan AFP, Minggu (15/12/2019), nasabah mempunyai nama Peng Jiezhao mencoba-coba pinjol China guna memuaskan hasratnya guna beli smartphone dan sneaker baru. Awalnya, ia melulu mencoba meminjam 300 yuan atau Rp 601 ribu (1 yuan = Rp 2.004) secara online

Tak disangka ia justeru terperosok ke dalam lubang pinjol. Ia pun justeru meminjam ke sekian banyak penyedia layanan pinjol sampai 20 peminjam.

Kini, Wang yang bekerja sebagai insinyur di perusahaan komunikasi mesti menanggung utang sebesar 100 ribu yuan atau Rp 200 juta. Ia berbicara segala gajinya berakhir untung bayar utang pinjol tak tak terdapat habisnya.

"Tak peduli berapa tidak sedikit uang yang saya hasilkan, saya tak punya sisa guna saya sendiri dan menggunakan nyaris seluruhnya untuk menunaikan utang," ujar Peng.

Pasar pinjol di China berkembang semenjak 2012 berkat banyaknya nasabah muda yang lihat menggunakan teknologi. Sayangnya, justru tidak sedikit penipuan yang terjadi sebab pengawasan lemah pemerintah.

Mulai dari 2017, pemerintah mulai mengenalkan kampanye bersih-bersih dari praktik shadow banking alias perbankan yang tidak diregulasi. Pinjol alias peer-to-peer lending (P2) menjadi penyebab utama kejadian ini.

Pada Agustus 2018, South China Morning Post mengadukan ada ratusan orang yang rugi dampak pinjol datang ke ibu kota Beijing guna protes. Polisi juga turun ke jalan guna memulangkan pengunjuk rasa.

Pemerintah China juga memangkas berakhir ribuan layanan pinjol. Kini, melulu ada 1.490 layanan pinjol di China dari sebelumnya ada selama 5.000 layanan.

Korban Trauma


Para korban pinjol di China tidak sedikit yang curhat di internet. Seorang perempuan berusia 22 tahun sampai hampir bunuh diri sebab utang pinjolnya menjangkau Rp 400 juta. Ia tak menyerahkan identitaasnya ke AFP sebab takut dilacak lintah darat.

Penyebab utang perempuan muda itu ialah untuk menunaikan sewa lokasi tinggal dan berbelanja. Kini, perempuan itu berbicara kejadian yang menimpanya menjadi semangat untuk terus berusaha.

Ada korban yang sukses membayar utangnya berkat pertolongan dari orang tua. Korban yang mempunyai nama Chen Baihua (25) tersebut mengaku trauma dari pinjol sebab credit rating-nya menjadi buruk sampai-sampai menyulitkannya meminjam duit untuk melakukan pembelian rumah atau mobil.

Kini, Chen memilih melanjutkan bisnis electronic chip keluarganya. Ia juga tidak dapat terus mengandalkan orang tuanya.

"Orang tua saya bilang mereka melulu akan menolong saya sekali ini. Jika terjadi lagi, mereka tak akan cemas apakah saya hidup atau mati," ucapnya sambil memperingatkan bahaya fasilitas pinjol.


Peringatan OJK

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di Indonesia sudah memperingatkan risiko praktik pinjol. Namun yang salah tidak saja di pihak aplikator, peminjam yang sembrono dan tak tahu diri juga kerap merugikan diri mereka sendiri.

Ini dia ungkapkan ketika menjadi di antara pembicara utama pada Indonesia Fintech Summit & Expo 2019 pada September kemudian di JCC, Jakarta. Wimboh berbagi panggung bareng Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo.

"Etika tidak melulu untuk provider fintech saja, tetapi pun untuk peminjam. Saya ada sejumlah bukti, terdapat pelanggan yang mengemukakan pinjaman sejumlah 20 kali dalam satu malam untuk provider berbeda. Kok bisa?" tutur Wimboh.

Wimboh mengingatkan supaya para peminjam sadar diri bersangkutan keterampilan membayar mereka. Di samping itu, pendidikan dan tingkat membaca pun harus ditingkatkan supaya borrower dan lender punya pemahaman yang sama soal produk P2P lending.

Dia pun menyatakan telah meminta asosiasi fintech untuk menciptakan kode etik yang bermanfaat melindungi konsumer. Ini sebab di masyarakat, sempat hadir kekhawatiran bila sejumlah P2P lending memutuskan bunga teramat tinggi.

Aplikasi fintech pun dapat diprogram memahami kontak pada telepon seluler kepunyaan peminjam. Hal ini sempat menimbulkan masalah sebab peminjam menemukan tekanan andai tak dapat membayar.

"Sebetulnya kami meminta asosiasi guna mengidentifikasi siapa saya anggota yang meluangkan jasa fintech dan menciptakan kode etik. Tujuannya ialah untuk mengayomi konsumen," ujar Wimboh.

Ia pun berbicara OJK bakal menjalankan mandat hukum supaya terus mengayomi konsumen. Pada ketika yang sama, OJK meyakinkan supaya borrower dan lender di P2P lending dapat beraktivitas cocok market conduct. Wimboh juga bercita-cita akses ekonomi digital ini dapat turut mencapai ke distrik perkampungan.