Presiden Negara Ini Izinkan Warganya Menembak Pejabat yang Korupsi
Klik di sini - Nama Rodrigo Duterte sebetulnya udah tidak asing lagi di dunia Internasional. Hal ini dikarenakan banyaknya kontroversi dan kebijakan-kebijakan tak biasa yang dibuat. Rodrigo Duterte adalah presiden Filipina yang kerap disebut-sebut kerap menyikat penjahat.
Gaya bicaranya yang nyeleneh dan blak-blakan menyebabkan popularitasnya kian meroket dan bahkan dijuluki “Donald Trump Asia”. Selain itu kebijakan-kebijakan yang ditelurkan oleh Presiden Filipina Rodrigo Duterte ini sebetulnya kerap kali mengambil perhatian dunia. Yang baru-baru ini jadi sorotan adalah kegeramannya terhadap pejabat yang tetap lakukan korupsi.
Beberapa selagi lantas ia menghancurkan mobil dan motor mewahnya sebagai bentuk janjinya memberantas korupsi. Kini presiden Filipina ke-16 ini berikan izin warganya untuk menembak pejabat yang korupsi
Jangan Sampai Membunuh
Duterte menjelaskan dalam pidatonya, siapa pun bisa menembakkan peluru kepada pejabat yang lakukan tindak korupsi di negara tersebut. Duterte juga mengatakan, warganya bisa menembak mereka (koruptor), tetapi jangan hingga membunuhnya.
Bagi warga yang menyerang pejabat yang korup tidak dapat dikirim ke penjara, melainkan hanya didakwa dikarenakan menyebabkan cedera. Duterte bahkan bersumpah membela warganya yang siap menembak koruptor. Presiden berusia 74 tahun ini tak senang bersama usaha pemberantasan korupsi di negaranya.
Sebelumnya terhadap 2016, Duterte menjelaskan dapat melempar pejabat publik yang lakukan korupsi dari atas helikopeter yang sedang terbang. Ia mengakui, korupsi merupakan salah satu persoalan tersebesar dalam pemerintahannya kini. Beragam aksi yang dilakukukan oleh Presiden Filipina ini sebetulnya acapkali mengambil perhatian dunia.
Selain memberantas korupsi di negaranya, ia juga terkenal bersama aksinya melawan narkoba. Sudah tiga tahun sejak Duterte berkuasa terhadap 2016 dan berjanji memberantas narkoba. Bahkan ia berikan wewenang polisi untuk membunuh terduga pengedar atau pecandu.
