LUDOQQ BandarQ | Agen BandarQ | BandarQQ | Domino 99 | DominoQQ

Situs Bandar Judi BandarQ dan Domino99 Online

LudoQQ

Tuesday, October 1, 2019

Nama-nama Populer yang Tersingkir dari Gedung DPR

Nama-nama Populer yang Tersingkir dari Gedung DPR

Nama-nama Populer yang Tersingkir dari Gedung DPR


baru-645

LudoQQ pokerace99 - Masa bakti bagian DPR periode 2014-2019 segera berakhir pada September 2019 ini. Anggota DPR yang baru pun dapat segera dilantik 1 Oktober 2019. Ada 575 calon bagian DPR RI 2019-2024 terpilih yang siap dilantik. Dari jumlah tersebut, sebanyak 298 bagian DPR merupakan inkumben.

Meski tetap didominasi oleh bagian DPR yang lama, sejumlah nama-nama tenar yang cukup berpengaruh di DPR ikut tersingkir dalam Pemilihan Legislatif (Pileg) 2019. Selain tersingkir, tersedia nama-nama yang sengaja meninggalkan DPR dikarenakan tak mencalonkan diri di Pileg 2019.

Lantas, siapa saja bagian DPR inkumben yang meninggalkan kursi di Parlemen? Berikut sebagian nama tenar yang sanggup Kompas.com sajikan:

1. Fahri Hamzah

Nama Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah tidak dapat tersedia dalam daftar bagian DPR periode 2019-2024. Sebab, Fahri tak mencalonkan diri sebagai calon bagian legislatif di Pemilihan Legislatif (Pileg) 2019.

Diketahui, pada Pileg 2014 Fahri berhasil mengamankan satu kursi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di DPR berasal dari Dapil Nusa Tenggara Barat (NTB). Ketika itu, Fahri beroleh suara tertinggi yakni 125.083 suara.

Pada Pileg 2019 jalan Fahri untuk kembali mencalonkan diri sebagai calon legislatif terhambat. Salah satu penyebabnya adalah konflik internal pada Fahri dan PKS. PKS melayangkan surat pemecatan kepada Fahri pada 6 April 2016, dikarenakan dinilai melanggar kode etik partai.

Tak tinggal diam, Fahri pun membela diri di pengadilan berkenaan pemecatannya sampai sampai kelanjutannya memenangkan persoalan tersebut di pengadilan.

Saat ini, di penghujung masa jabatannya di DPR, Fahri berpesan kepada bagian DPR yang baru untuk banyak membaca pada bulan-bulan pertama menjabat sebagai wakil rakyat.

"Mulailah minggu pertama, bulan-bulan pertama banyak baca, jangan banyak omong, baca konstitusi amandemen sampai empat kali, baca MD3 secara detail dan tata tertib," ujar Fahri di Kompleks Parlemen, Senayan Jakarta, Jum'at (28/9).

Fahri juga berpesan untuk pimpinan DPR periode berikutnya tak mengambil alih jarak bersama media. Menurut dia, pimpinan DPR perlu terbuka kepada media. "Jangan jaga jarak bersama media, jangan anggap jadi pimpinan DPR amat banyak ruang tertutupnya tak baik. Dia perlu terbuka, apa adanya," kata dia.

Sosok Fahri sepanjang ini dikenal vokal mengkritik tiap tiap kebijakan pemerintah. Ia juga tidak benar satu pimpinan DPR yang menunjang disahkannya UU KPK hasil revisi yang banyak menuai penolakan berasal dari berbagai pihak. Kendati demikian, kehadirannya di DPR dinilai memberi warna bagi parlemen.

Direktur Charta Politika Yunarto Wijaya menyampaikan rasa rindunya kepada Fahri Hamzah yang dapat mengakhiri masa jabatan di DPR. Ia mengakui kerap tidak sama pendapat bersama inisiator Gerakan Arah Baru Indonesia (Garbi) tersebut.

"I'm gonna miss this guy, terlepas lebih kerap beda pendapat, senior yg ini mengimbuhkan warna tersendiri bikin adu argumentasi di DPR," kata Yunarto melalui akun Twitternya @yunartowijaya, Sabtu (28/9).

Fahri menjawab cuitan Yunarto, ia menyatakan tunas-tunas calon pemimpin ke depannya dapat terlihat bersama sendirinya mengingatkan tantangan Indonesia ke depan perlu pemimpin yang hebat.

"Tunas-tunas baru dapat lahir secara alamiah…jika tantangan besar datang.. orang-orang hebat dapat lahir…saya menduga krisis besar tengah mampir menghampiri kita…semoga kami seluruh sanggup menghadapinya," ujar Fahri melalui akun Twitter Fahri Hamzah, Sabtu (28/9).

2. Budiman Sudjatmiko

Politisi PDI Perjuangan Budiman Sudjatmiko tak lolos ke parlemen periode 2019-2024. Ia maju sebagai caleg di dapil Jawa Timur VII meliputi daerah Pacitan, Ponorogo, Trenggalek, Magetan, dan Ngawi.

Diketahui, pada Pileg 2014, Budiman maju di dapil Jawa Tengah VIII yang meliputi Kabupaten Cilacap dan Kabupaten Banyumas. Budiman mengatakan, pindahan berasal dari dapil Jateng VIII ke Jatim VII merupakan perintah berasal dari Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.

Menurut dia, kekalahannya di dapil Jatim VII disebabkan dikarenakan persaingan ketat antar caleg Inkumben seperti Edhie Baskoro Yudhoyono dan Johan Budi yang mendominasi suara di dapil Jatim VII.

"Pak Sekjen bilang bantu Pak Jokowi di Jatim 7, kebetulan dikarenakan di sana PDI Perjuangan cuma satu kursi dan kebetulan Pak Jokowi berasal dari lima kabupaten berasal dari 2014 kalah di dua kabupaten," ujar dia selagi dihubungi Kompas.com, Selasa (30/4).

3. Eva Kusuma Sundari

Politisi PDI Perjuangan Eva Sundari dipastikan tak lolos ke DPR periode 2019-2024. Juru berbicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf ini mengatakan, kekalahannya disebabkan persaingan ketat bersama sesama caleg PDI-P.

"Saya kalah di persaingan internal PDI-P, faktornya ya dikarenakan kurang suara," ujar Eva dikala dihubungi, Selasa (30/4).

Pada Pileg 2019, Eva maju di Dapil Jawa Timur IV meliputi Kabupaten Tulungagung, Kabupaten Blitar, Kabupaten Kediri, Kota Kediri, dan Kota Blitar. Eva mengaku cukup kaget dikarenakan perolehan suaranya meleset berasal dari target. Ia cuma beroleh 50% berasal dari yang ditargetkan.

"Dugaanku dikarenakan berebut di ceruk yang sama," kata dia.



Meskipun tak lolos, caleg PDI-P mendominasi kemenangan di Jatim IV andaikata Guruh Soekarnoputra, Arteria Dahlan, dan Sri Rahayu.

4. Agus Hermanto

Wakil Ketua DPR berasal dari Partai Demokrat Agus Hermanto tidak masuk dalam jajaran bagian DPR periode 2019-2024. Sebab, Agus memastikan tak maju di Pileg 2024.

Agus mengatakan, karir politiknya sebagai wakil rakyat telah cukup, dikarenakan telah tiga periode menjabat sebagai bagian DPR. "Saya telah tiga kali berturut-turut jadi bagian legislatif, sampai sekarang jadi pimpinan DPR RI, menurut aku itu telah cukup, sebaiknya kami perlu mengimbuhkan peluang pada kader-kader yang lebih junior untuk menjalani karir tersebut," kata Agus, Selasa (24/7) seperti dikutip berasal dari Tribunnews.com.

Pada Pemilihan Legislatif 2014, Agus Hermanto diketahui maju sebagai caleg di Dapil Jawa Tengah I yang meliputi Kota Semarang, Kabupaten Semarang, Kabupaten Kendal, dan Kota Salatiga. Agus lolos ke DPR setelah berhasil memperolehnya 32.047 suara.

5. Rahayu Saraswati Djojohadikusumo

Politisi Gerindra atau keponakan berasal dari Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Rahayu Saraswati Djojohadikusumo tak lolos ke DPR periode 2019-2024.

Pada Pileg 2019, bagian Komisi VIII DPR ini maju di Dapil III Jakarta yang meliputi Jakarta Utara, Jakarta Barat, dan Kepulauan Seribu. Sara beroleh 79.801 suara di dapil III Jakarta, tapi hasil tersebut belum sanggup mengantarkannya ke Parlemen periode berikutnya.

Adapun pada Pileg 2014, Sara maju jadi caleg di dapil Jawa Tengah IV yang meliputi Kabupaten Wonogiri, Kabupaten Karanganyar, dan Kabupaten Sragen. Ketika itu, Sara berhasil lolos ke DPR bersama beroleh 47.542 suara.