Pada Milenial, Ayah Lebih Terlibat Aktif dalam Pengasuhan Anak

Di samping sebutan generasi milenial kini pun ada sebutan lain yakni generasu alfa. Berdasarkan keterangan dari Mark McCrindle, seorang peneliti sosial, anak-anak generasi alfa adalahgenerasi milenial yang sesungguhnya sebab mereka seluruh terlahir di abad ke-21.
Setiap minggunya, lebih dari 2,5 juta generasi alfa lahir. Diperkirakan jumlah mereka akan menjangkau 2 juta di tahun 2025. Anak-anak generasi alfa ialah anak yang tercetus antara tahun 2010 sampai 2024. Artinya umur tertua anak generasi alfa ketika ini masih 9 tahun.
Mark mendefinisikan bahwa generasi alfa adalahgenerasi yang paling tidak sedikit mengenyam edukasi formal. Sedangkan psikolog Vera Itabiliana Hadiwidjojo, S. Psi., melewati GueSehat, menyatakan, ciri khas utama generasi alfa ialah lahir di era teknologi digital.
Jadi mereka tercetus langsung terkena teknologi dan tidak terperangah lagi dengan kecanggihan smartphone, augmented reality (AR), virtual reality, dan lain-lain. Kecanggihan teknologi dirasakan sebagai unsur sehari-hari, jelasnya.
Menariknya, peran ayah ketika ini jauh lebih besar dikomparasikan generasi-generasi sebelumnya.
Kalau anda bicara generasi baby boomers atau generasi X, keterlibatan ayah dalam pengasuhan anak belum terlampau banyak. Berbeda dengan generasi-generasi di bawahnya, yaitu generasi Y dan Z. Peran ayah telah lebih besar dikomparasikan sebelumnya, kali ini diungkapkan psikolog Ajeng Raviando.
Pernyataan ini pun diperkuat dari hasil survei Guesehat. Sebanyak 53 persen ibu mengungkapkan bahwa suami mereka selalu menggali tahu seputar pola asuh dan tumbuh kembang anak. Sebanyak 44,8 persen membalas kadang-kadang dan melulu 4 persen yang membalas suami mereka tidak tercebur aktif.
Kemudian berhubungan peran ayah dalam merawat anak, 57,5 persen ibu menyatakan suami mereka paling aktif berperan dan 32,4 persen ibu menyatakan suami mereka lebih tidak jarang menemani anak bermain. Sedangkan, 4,4 persen ibu menyatakan suami mereka memenuhi keperluan material anak saja.
Berdasarkan keterangan dari Vera, ayah lebih tidak sedikit terlibat dan inginkan tahu tentang pertumbuhan anak-anak mereka. Misalnya, ayah lebih tidak sedikit datang ke seminar tentang pertumbuhan anak atau lebih tidak jarang datang ke sekolah guna memenuhi keperluan anak.
Ajeng menambahkan bahwa teknik bekerja di zaman dulu dengan zaman kini berbeda. Hal ini yang menciptakan keterlibatan orang tua dengan anak menjadi lebih besar dikomparasikan sebelumnya, sampai-sampai terjadi evolusi interaksi maupun emotional bonding dengan anak.