Makanan Organik Sehat Sih, Tapi Kenapa Selalu Lebih Mahal?
Hidup sehat dengan mengonsumsi makanan organik belum tidak sedikit diterapkan oleh masyarakat Indonesia. Di samping sayur dan buah, sekarang produk organik berkembang ke pangan hewani.
Namun, pilihan makanan organik termasuk jarang ditemukan di dekat kita. Berbeda dengan negara maju, laksana Denmark yang kerap meluangkan pangan organik di tiap supermarket.
Bak oase, kehadiran produk serba organik diibaratkan pula laksana bank syariah dan bank konvensional
"Ibarat bank syariah di tengah-tengah konvensional. Kalau orang udah beretika, orang yang sudah beranggapan tentang masa mendatang akhirat, maka dia memilih bank syariah. Kalau anda beretika hidup sehat mengawal lingkungan, anda memilih organik," tutur Prof Ali Khomsan, Guru Besar Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga Institut Pertanian Bogor (IPB) pada Rabu (21/8/2019).
Masyarakat biasa mencantumkan harga mahal sebagai label produk organik. Padahal, harga mahal tersebut bukan tanpa alasan. Perawatan intensif dan pakan ternak organik yang membutuhkan ongkos lebih menciptakan harga produk organik lebih tinggi dibanding yang biasa.
Motivasi mengonsumsi produk organik seringkali untuk mendapat guna kesehatan atau nutrisinya. Tetapi terdapat yang lebih penting, yaitu lingkungan yang jadi lebih sehat sebab tak 'tercemar' pestisida dan bahan kimia lainnya