Sebelum Akhiri Hubungan Tanyakan Diri Sendiri 3 Hal Ini
Entah tersebut meragukan ketulusan pasangan, atau ragu inginkan dibawa ke arah mana hubungan ini. Wajar saja guna sesekali merasa ragu dengan pasangan, walau Anda yakin benar-benar menyukai dirinya.
Namun, bukan berarti keraguan itu harus tidak dipedulikan sampai menggerogoti batin Anda. Keraguan, ketakutan, dan ketidakyakinan yang dipendam sendiri malah dapat mengancam harmonisnya hubungan asmara kita berdua. Bahkan menurut keterangan dari Gail Grace, LCSW, seorang terapis lokasi tinggal tangga Amerika, keraguan itu juga dapat merusak kehidupan individu Anda. Sebelum membicarakannya terus cerah dengan pasangan Anda, baiknya tanyakan dulu tiga urusan ini pada diri sendiri dikutip Hello Sehat
Ketika mulai merasa ragu dengan pasangan, tanyakan ini dulu pada diri sendiri
Mungkin ketika ini kita sedang merasa ragu dengan pasangan dan yakin benar terdapat yang salah dalam hubungan kita berdua, walau Anda sendiri tidak tahu dalil pastinya. Namun, usahakanlah luangkan tidak banyak waktu guna merenung dan tanyakan urusan ini pada diri sendiri:
1. Apakah rasa khawatir itu melulu terpusat pada hubungan Anda ketika ini, atau berasal dari sumber lain?
Jika kita tidak pernah merasa hingga secemas ini semasa menjalani hubungan-hubungan kita yang sebelumnya, cari tahu mengapa hubungan yang sekarang dapat menyebabkan urusan ini.Mungkin, kita merasa sikap pasangan kita yang kini tidak begitu serius atau susah dipercaya. Mungkin pun rasa waswas dan cemas muncul sebab hubungan kita berdua masih seumur jagung, sehingga perlu waktu lebih untuk dapat lebih mengenal setiap pribadi luar-dalam.
Namun, bilamana keraguan dan kecemasan tersebut terus-terusan hadir bahkan sejak hubungan yang dulu-dulu, barangkali masalahnya terdapat pada diri kita sendiri. Misalnya, Anda ialah tipe orang yang ingin dirawat atau diacuhkan oleh orang lain. Nah, saat pasangan Anda ialah pribadi yang cuek, maka bukan tidak barangkali Anda merasa ragu dan tidak aman sekitar menjalani hubungan tersebut sebab merasa tidak diperhatikan.
Atau barangkali sebaliknya: Anda ialah orang yang ingin mendominasi hubungan dan merasa pasangan kita yang kini lebih susah dikendalikan dibanding dengan pasangan sebelumnya. Pasangan yang “berontak” ini menciptakan Anda merasa ragu dan khawatir tentang posisi kita dalam hubungan tersebut.
Setelah Anda mengetahui sumber kegelisahan Anda, Anda bakal lebih siap untuk menanggulangi masalah. Jelaskan bagaimana perasaan Anda tentang keraguan itu untuk sama-sama berkompromi menggali solusi yang lebih baik.
2. Bagaimana perasaan kita terhadap pasangan?
Coba tanyakan pada diri sendiri: apa yang kamu rasakan saat berada di sekitar pasangan, dan menurut keterangan dari Anda pribadi, pasangan kita itu ialah orang yang laksana apa? Misalnya, apakah kita menyukai teknik dia memperlakukan Anda, atau apakah kita merasa nyaman masing-masing kali membual dengannya, atau malah Anda merasa terdapat yang mengherankan saat melihatnya bergaul dalam kehidupan sehari-hari.Jika jawaban kita atas dua-duanya berisi kesan negatif, tanyakan lagi pada diri Anda: benarkah tersebut yang tulus kita rasakan, atau melulu karena terbutakan emosi sesaat? Cobalah guna benar-benar obyektif dalam memikirkan jawabannya.
Jika sudah mengejar jawabannya, lantas tanyakan pada diri apakah Anda dapat menerima pasangan dengan segala keunggulan dan kelemahan yang ia miliki. Pertimbangkan baik-baik apakah hal-hal yang sekitar ini menganggu benak Anda dan menjadi penyebab keraguan kita masih dapat terselesaikan atau malah sebaliknya?
3. Apakah kita dan pasangan mengekspresikan rasa cinta dengan teknik yang berbeda?
Setiap orang memiliki metodenya masing-masing guna mengekspresikan rasa cinta mereka pada pasangannya. Meski begitu, ini dapat mengundang keraguan.Misalnya, Anda mengindikasikan rasa cinta kita dengan teratur mengirim pesan “I love you” masing-masing pagi sebelum berangkat kerja dan sebelum istirahat malam. Sementara itu, pasangan Anda malah mengungkapkan cintanya lewat perbuatan halus (yang kadang barangkali Anda lewatkan) tanpa berkata-kata. Ketika kita mengirim pesan tersebut, kita tentu menginginkan balasan yang serupa tapi pasangan kita memandangnya terlampau gombal, sehingga barangkali membalasnya sekadar prosedur “U too” atau bahkan tidak membalasnya sama sekali.
Saat Anda sukses mencari tahu apa yang mengakibatkan Anda merasa ragu dengan pasangan, Anda dapat mempertimbangkan tahapan apa yang bakal diambil: Apakah melanjutkannya dengan mengerjakan perubahan (baik pada diri sendiri, pasangan, dan pun hubungan tersebut) atau malah mengakhirinya dengan segala pertimbangan matang yang sudah Anda berdua diskusikan.
Jadi bukan gegabah memungut keputusan sebelum mengupayakan meyelesaikannya terlebih dahulu.