LUDOQQ BandarQ | Agen BandarQ | BandarQQ | Domino 99 | DominoQQ

Situs Bandar Judi BandarQ dan Domino99 Online

LudoQQ

Thursday, March 28, 2019

DOMINO99 - Tarif Rp 14.000 MRT Sudah Di Terapkan

DOMINO99 - Tarif Rp 14.000 MRT Sudah Di Terapkan

DOMINO99 - Tarif Rp 14.000 MRT Sudah Di Terapkan


Tarif Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta sudah ditetapkan. Untuk jarak terjauh Lebak Bulus-Bundaran Hotel Indonesia (HI) sebesar Rp 14.000.

Sedangkan rute paling pendek hanya akan dikenakan biaya Rp 3.000. Artinya, rata-rata tarif MRT berada di posisi Rp 8.500.

Dengan tarif tersebut, seberapa besar potensi pendapatan yang bisa diterima oleh PT MRT Jakarta selaku pengelola dan operator?

Seperti dikutip dari CNBC Indonesia, Rabu (27/3/2019), berdasarkan hasil survei Perkiraan Jumlah Penumpang yang dilakukan oleh PT MRT Jakarta pada tahun 2017, diperkirakan MRT akan mengangkut sekitar 130.000 orang dalam 1 hari.

Bila menggunakan nilai median dari tarif MRT, potensi pendapatan harian dari penjualan tiket bisa mencapai Rp 1,1 miliar. Dengan memperhitungkan 300 hari kerja yang ada dalam 1 tahun, maka pendapatannya sebesar Rp 331,5 miliar.

Bila mengabaikan biaya operasional yang harus dikeluarkan, maka dengan pendapatan sebesar itu, nilai investasi MRT Fase I yang mendapai Rp 16 triliun baru akan terbayar sekitar 48 tahun lagi.

Sekali lagi, perhitungan tersebut mengabaikan biaya operasional biaya lain, seperti penyusutan dan beban bunga. Selain itu nilai inflasi juga diabaikan.

Akan tetapi, bila mengacu pada laporan tahunan PT MRT Jakarta, beban usaha (operating expense) sepanjang tahun 2017 mencapai Rp 136,2 miliar, naik dari yang sebesar Rp 79,4 miliar pada tahun 2016. Meningkat 71,5% secara tahunnan YoY.

Dengan begitu, potensi laba kotor (gross profit) perusahaan akan mencapai Rp 195,2 miliar, dan biaya investasi baru akan kembali dalam waktu sekitar 81 tahun.

Tapi perlu diingat bahwa pada tahun 2017, PT MRT Jakarta belum beroperasi secara penuh. Belum ada rangkaian kereta yang jalan.

Artinya beban usaha di tahun 2019 ini kemungkinan besar akan meningkat pesat. Akan banyak tambahan pegawai dan kebutuhan energi. Biaya yang dibutuhkan untuk melayani publik pun berpotensi membengkak.

Maka tak heran apabila subsidi masih diperlukan untuk menjaga tarif pada level yang sekarang.